Kisah Istri
Kecanduan Chating
Sabtu, 01 Agustus 2009 04:38 Muhammad
Abduh Tuasikal
Kadang
jika kita hanya sekedar menyampaikan untaian nasehat, mungkin
sebagian orang belum tersentuh. Namun tatkala dikemukakan sebuah
kisah, barulah hati kita mulai tersentuh dan baru bisa menarik
pelajaran. Semoga kisah berikut bisa menjadi pelajaran bagi kita
semua.
Kisah Bincang-bincang Seorang Istri
di Dunia Maya
Kisah ini terjadi di Lebanon berdasarkan apa yang saya dengar
lewat kajian bersama ustadz di majelis ilmu syar’i … Ustadz
menguraikan kisah ini agar bisa menjadi perhatian bagi muslimah di
sini (Sydney) agar mereka berhati-hati terhadap chatting ini dan
tidak melayani sapaan dari laki-laki yang suka iseng menggoda lewat
chatting ini…
Beliau adalah seorang wanita muslimah yang alhamdulillah
Allah karuniakan kepadanya seorang suami yang baik akhlak dan budi
pekertinya. Di rumah ia pun memilki komputer sebagaimana keluarga
muslim lainnya di mana komputer bukan lagi merupakan barang mewah di
Lebanon. Sang suami pun mengajari bagaimana menggunakan fasilitas ini
yang akhirnya ia pun mahir bermain internet. Yang akhirnya ia pun
mahir pula chatting dengan kawan-kawanya sesama muslimah.
Awalnya ia hanya chatting dengan rekannya sesama muslimah, …
hingga pada suatu hari ia disapa oleh seorang laki-laki yang mengaku
sama-sama tinggal dikota beliau.Terkesan dengan gaya tulisannya yang
enak dibaca dan terkesan ramah. Sang muslimah yang telah bersuami ini
akhirnya tergoda pada lelaki tersebut.
Bila sang suami sibuk bekerja untuk mengisi kekosongan waktunya,
ia akhirnya menghabiskan waktu bersama dengan lelaki itu lewat
chatting, … sampai sang suami menegurnya setiba dari kerja mengapa
ia tetap sibuk di internet. Sang istri pun membalas bahwa ia merasa
bosan karena suaminya selalu sibuk bekerja dan ia merasa kesepian, …
ia merahasiakan dengan siapa ia chatting .. khawatir bila suaminya
tahu maka ia akan dilarang main internet lagi…. Sungguh ia telah
kecanduan berchatting ria dengan lelaki tersebut.
Fitnah pun semakin terjadi di dalam hatinya, .. ia melihat sosok
suaminya sungguh jauh berbeda dengan lelaki tersebut, enak diajak
berkomunikasi, senang bercanda dan sejuta keindahan lainnya di mana
setan telah mengukir begitu indah di dalam lubuk hatinya.
Duhai fitnah asmara semakin membara, … ketika ia chatting lagi
sang laki-laki itu pun tambah menggodanya, .. ia pun ingin bertemu
empat mata dengannya. Gembiralah hatinya, .. ia pun memenuhi
keinginan lelaki tersebut untuk berjumpa. Jadilah mereka berjumpa
dalam sebuah restoran, lewat pembiacaran via darat mereka jadi lebih
akrab. Dari pertemuan itu akhirnya dilanjutkan dengan pertemuan
berikutnya.
Hingga akhirnya si lelaki tersebut telah berhasil menawan hatinya.
Sang suami yang menasehati agar ia tidak lama-lama main internet
tidak digubrisnya. Akhirnya suami wanita ini menjual komputer
tersebut karena kesal nasehatnya tidak di dengar, lalu apa yang
terjadi ?? Langkah itu (menjual komputer) membuat marah sang istri
yang akhirnya ia pun meminta cerai dari suaminya. Sungguh ia masih
teringat percakapan manis dengan laki-laki tersebut yang menyatakan
bahwa ia sangatlah mencintai dirinya, dan ia berjanji akan
menikahinya apabila ia bercerai dari suaminya.
Sang suami yang sangat mencintai istrinya tersebut tentu saja
menolak keputusan cerai itu. Karena terus didesak sang istri akhirnya
ia pun dengan berat hati menceraikan istrinya. Sungguh betapa
hebatnya fitnah lelaki itu. Singkatnya setelah ia selesai cerai
dengan suaminya ia pun menemui lelaki tersebut dan memberitahukan
kabar gembira tentang statusnya sekarang yang telah menjadi janda.
Lalu apakah si lelaki itu mau menikahinya sebagaimana janjinya???
Ya ukhti muslimah dengarlah penuturan kisah tragis ini, … dengan
tegasnya si lelaki itu berkata, “Tidak!! Aku tidak mau
menikahimu! Aku hanya mengujimu sejauh mana engkau mencintai
suamimu,ternyata engkau hanyalah seorang wanita yang tidak setia
kepada suami. Dan, aku takut bila aku menikahimu nantinya engkau
tidak akan setia kepadaku! Bukan ,..bukan..wanita sepertimu yang aku
cari, aku mendambakan seorang istri yang setia dan taat kepada
suaminya..!”
Lalu ia pun berdiri meninggalkan wanita ini, .. sang wanita dengan
isak tangis yang tidak tertahan inipun akhirnya menemui ustadz tadi
dan menceritakan Kisahnya…. Ia pun merasa malu untuk meminta rujuk
kembali dengan suaminya yang dulu … mengingat betapa buruknya dia
melayani suaminya dan telah menjadi istri yang tidak setia.
Jika seseorang betul-betul merenungkan kisah di atas, tentu saja
dia akan menggali beberapa pelajaran berharga. Itulah di antara
bahaya chatting dengan lawan jenis yang tidak mengenal adab dalam
bergaul. Lihatlah akibat chatting dengan lawan jenis, di sana bisa
terjadi perceraian antara kedua pasangan tersebut disebabkan si
istri memiliki hubungan dengan pria kenalannya di dunia maya.
Di pelajaran lainnya adalah hendaknya selalu ada pengawasan dari
kepala keluarga terhadap anggota keluarganya. Kepala keluarga
seharusnya dapat memberikan batasan terhadap pergaulan anggota
keluarganya termasuk istrinya, apalagi dalam masalah penggunaan
internet. Inilah pelajaran yang mesti diperhatikan oleh seorang suami
sebagai kepala keluarga.
Adapun untuk anggota keluarga yaitu istri dan anak, hendaklah
mereka selalu merasa mendapatkan pengawasan dari Allah subahanahu
wa ta’ala. Hendaklah mereka meyakini bahwa Allah Ta’ala
mengetahui segala yang nampak maupun yang tersembunyi. Sehingga
Allah mengetahui segala apa yang mereka lakukan. Karena Allah-lah
Maha Mengetahui dan Maha Melihat dengan sifat kesempurnaan. Tentu
saja sikap selalu merasa penjagaan dari Allah ini bisa muncul jika
seseorang telah dibekali dengan aqidah dan tauhid yang benar. Itulah
pentingnya pendidikan aqidah pada keluarga.
Selain itu pula, istri mesti diluruskan tatkala dia berada dalam
kekeliruan. Istri mesti diluruskan dengan lemah lembut dan harus
berhati-hati dalam menasehatinya. Rasulullah shallallahu ’alaihi
wa sallam bersabda,
وَاسْتَوْصُوا
بِالنِّسَاءِ خَيْرًا ، فَإِنَّهُنَّ
خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ ، وَإِنَّ أَعْوَجَ
شَىْءٍ فِى الضِّلَعِ أَعْلاَهُ ، فَإِنْ
ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ ، وَإِنْ
تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ
فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
"Bersikaplah yang baik terhadap wanita karena
sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk. Bagian
yang paling bengkok dari tulang rusuk tersebut adalah bagian atasnya.
Jika engkau memaksa untuk meluruskan tulang rusuk tadi, maka dia akan
patah. Namun, jika kamu membiarkan wanita, ia akan selalu
bengkok, maka bersikaplah yang baik terhadap wanita."
(HR. Bukhari no. 5184)
Juga perlu diketahui bahwa kerusakan yang terjadi akibat chatting
di atas bukanlah bisa terjadi hanya pada wanita. Kerusakan semacam
itu pun sebenarnya dapat terjadi pada laki-laki. Oleh karena itu,
perlu sekali diberitahukan kepada pembaca sekalian beberapa adab-adab
yang mesti diperhatikan ketika bergaul dengan lawan jenis. Karena
tidak memperhatikan beberapa adab berikut inilah terjadi keretakan
rumah tangga atau mungkin bagi yang belum menikah pun bisa terjadi
kerusakan dengan terjerumus dalam perantara-perantara menuju zina
atau bahkan bisa terjerumus dalam zina. Na’udzu billahi min
dzalik.
Beberapa Adab yang Mesti
Diperhatikan dalam Pergaulan dengan Lawan Jenis (Yang Bukan Mahrom)
Pertama, menjauhi segala sarana menuju zina
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا
تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ
فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS.
Al Isro’ [17] : 32)
Kedua, selalu menutup aurat
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا
النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ
وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ
أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Al Ahzab [33] : 59)
Ketiga, saling menundukkan pandangan
Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan
ketika melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ
لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ
أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
“Katakanlah kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah
mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS.
An Nuur [24] : 30 )
Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,
وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ
أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : "Hendaklah
mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur
[24] : 31)
Keempat, tidak berdua-duaan
Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ
يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ
مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita
kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)
Kelima, menghindari bersentuhan dengan lawan jenis
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ
عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى
مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ
فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ
وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ
وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ
وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ
زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى
وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ
الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan
ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata
adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina
lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba
(menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah
dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti
akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim
no. 6925)
Keenam, tidak melembutkan suara di hadapan lawan jenis
Allah Ta’ala berfirman,
يَا نِسَاءَ
النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ
النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا
تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ
الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ
قَوْلا مَعْرُوفًا
“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita
yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu melembutkan
pembicaraan sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit
(syahwat) dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.”
(QS. Al Ahzab: 32). Perintah ini berlaku bukan hanya untuk
istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun juga berlaku
untuk wanita muslimah lainnya.
Lalu bagaimana dengan adab chatting
dengan lawan jenis? Hal ini dapat pula kita samakan dengan telepon,
SMS, pertemanan di friendster dan pertemanan di facebook.
Jawabnya adalah sama atau hampir sama dengan adab-adab di atas.
Pertama, jauhilah segala sarana menuju zina melalui
pandangan, sentuhan dan berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan
mahrom.
Kedua, tutuplah aurat di hadapan bukan mahrom.
Sehingga seorang muslimah tidak menampakkan perhiasan yang
sebenarnya hanya boleh ditampakkan di hadapan suami. Contoh yang
tidak beradab seperti ini adalah berbusana tanpa jilbab atau bahkan
dengan busana yang hakekatnya telanjang. Inilah yang banyak kita
saksikan di beberapa foto profil di FB atau friendster. Semoga Allah
memberi taufik dan hidayah kepada mereka.
Ketiga, tundukkanlah pandangan.
Bagaimana mungkin bisa saling menundukkan pandangan jika
masing-masing orang memajang foto di hadapan lawan jenisnya? Wanita
memamerkan fotonya di hadapan pria. Mungkinkah di sini bisa saling
menundukkan pandangan? Oleh karena itu, alangkah baiknya jika foto
profil kita bukanlah foto kita, namun dengan foto yang lain
yang bukan gambar makhluk bernyawa. Tujuannya adalah agar foto wanita
tidak membuat fitnah (godaan) bagi laki-laki, begitu pula sebaliknya.
Di antara bentuk menundukkan pandangan adalah janganlah menggunakan
webcamp selain dengan sesama jenis saja ketika ingin melakukan
obrolan di dunia maya.
Keempat, hati-hatilah dengan berdua-duaan bersama lawan
jenis yang bukan mahrom.
Jika seorang pria dan wanita melakukan pembicaraan via chatting,
telepon atau sms –tanpa ada hajat (keperluan)-, itu sebenarnya
adalah semi kholwat (semi berdua-duaan). Apalagi jika di dalamnya
disertai dengan kata-kata mesra dan penuh godaan sehingga
membangkitkan nafsu birahi. Dan jika memang ada pembicaraan yang
dirasa perlu antara pria dan wanita yang bukan mahrom, maka itu hanya
seperlunya saja dan sesuai kebutuhan. Jika tidak ada kebutuhan lagi,
maka pembicaraan tersebut seharusnya dijauhi agar tidak terjadi
sesuatu yang bisa menjurus pada yang haram.
Kelima, janganlah melembutkan atau mendayu-dayukan suara
atau kata-kata di hadapan lawan jenis.
Penyimpangan dalam adab terakhir ini, kalau diterapkan dalam
obrolan chatting adalah dengan kata-kata yang lembut atau
mendayu-dayu dari wanita yang menimbulkan godaan pada pria. Contoh
menggunakan kata-kata yang sebenarnya layak untuk suami istri seperti
“sayang”, dsb.
Jika setiap muslim mengindahkan adab-adab di atas, maka tentu saja
dia tidak akan terjerumus dalam perbuatan dosa dan tidak akan
mengalami hal yang serupa dengan kisah di atas dengan izin Allah.
Kami ingatkan pula bahwa tulisan ini bukanlah hanya kami tujukan
kepada kaum hawa saja, namun kami juga tujukan pada para pria agar
mereka juga memperhatikan adab-adab di atas. Jadi janganlah tulisan
ini dijadikan sebagai sarana untuk memojokkan wanita atau para istri,
namun hendaklah dijadikan nasehat untuk bersama.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan sifat
ketakwaan, memberi kita petunjuk dan kecukupan. Semoga Allah
melindungi dan menjaga keluarga kita dari hal-hal yang haram dan
mendatangkan murka Allah. Semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi
kaum muslimin. Wa shallallahu wa sallamu ‘ala nabiyyina
Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
Walhamdulillahir rabbil ‘alamin.
***
Panggang, Gunung Kidul, 10 Sya’ban 1430 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar