Wahai Anakku, Kami Menginginkan Pahala Itu
Ya Bunayya,..engkau buah hati kami. Padamu tergantung
masa depan kami. Dunia kami dan akhirat kami. Hilang letih dan lelah
kami ketika melihat engkau beranjak dewasa tumbuh dengan akhlak
mulia. Wahai anakku,… engkau hidup di penghujung zaman yang semakin
banyak kerusakan dan fitnah yang menyambar setiap detik nafasmu.
Jikalah tidak engkau bergantung pada Zat Yang Maha Kuat dan Kuasa
pada siapa lagi engkau kan berlari.
Kami tidak perduli melihat para orang tua
yang sibuk memilih dunia untuk belahan jiwa mereka. Yang berkorban
dengan apa saja agar anak-anaknya berhasil meraih pangkat dan
kedudukan di hati manusia. Yang bila mana kami lupa memanggil anaknya
dengan nama biasa, maka mereka akan segera tergesa-gesa meralat,..
maaf anak kami adalah seorang dokter panggillah nama depannya dengan
jabatannya.
Duhai penyejuk hati yang gundah,… kami menginginkan dunia hanya
sebagai bekal untukmu menuju akhirat yang abadi. Karena itu kami
tidak kecewa bila mendapati nilai C pada matematikamu atau fisikamu.
Tetapi sungguh kami akan menangis dan berduka bila engkau lalai pada
perintah Rabbmu.
Duhai penyejuk mata,…. di hari yang semakin mendekati kepunahan.
Tak lelah kami mendidikmu dengan Al-Qur’an. Betapa engkau sangat
kami inginkan menjadi penghafal dan pengamal Al Qur’an. Siang malam
kami bersabar dan tak kecewa membetulkan bacaanmu yang yang
tertatih-tatih dan terlupa dari satu ayat Al-Qur’an.
Demikian pula doa senantiasa kami panjatkan untuk kalian agar Allah memberi kemudahan.
Demikian pula doa senantiasa kami panjatkan untuk kalian agar Allah memberi kemudahan.
Untukmu bunayya,… bersabarlah di hari yang sulit ini.
Sungguh engkau akan menikmati jerih payahmu
ketika dewasa nanti.Janganlah engkau lupakan kami dalam doamu .Semoga Allah di kemudian hari, memberi kelapangan pada kubur kami yang sempit nanti.
ketika dewasa nanti.Janganlah engkau lupakan kami dalam doamu .Semoga Allah di kemudian hari, memberi kelapangan pada kubur kami yang sempit nanti.
Ya bunayya,…. engkau pasti kan bertanya, mengapa orang
tua kami melakukan hal ini untuk kami? Jawabnya,… karena ia adalah
suatu kebiasaan yang telah di wariskan oleh para pendahulu
kita(salafus shalih).
Begitu pula telah kami dapati dalam ucapan Nabimu yang mulia shalallahu alaihi wassalam diriwayatkan dari Buraidah bin Hushaib radhiyallahu anhu ia berkata: “Pernah ketika aku sedang berada di sisi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam maka aku pernah mendengar beliau bersabda,
Begitu pula telah kami dapati dalam ucapan Nabimu yang mulia shalallahu alaihi wassalam diriwayatkan dari Buraidah bin Hushaib radhiyallahu anhu ia berkata: “Pernah ketika aku sedang berada di sisi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam maka aku pernah mendengar beliau bersabda,
“Al-Qur’an itu akan menemui
ahlinya pada hari kiamat ketika kubur telah terbelah seperti seorang
laki-laki yang berwajah putih berseri. Ia berkata pada laki-laki
tadi,”Apakah kamu mengenaliku?” dia menjawab,”Aku tidak
mengenalimu” Ia berkata,”Aku adalah temanmu, Al-Qur’an yang
dulu selalu membuat kering tenggorokanmu di siang hari dan begadang
di malam hari. Dan setiap pedagang tentulah mengharapkan keuntungan
dari barang dagangannya, dan kamu pada hari ini mendapatkan
keuntungan dari usahamu.”Kemudian di berikan untuknya kerajaan di
tangan kanannya dan keabadian (surga) ditangan kirinya, di letakkan
mahkota kebesaran di kepalanya, dan dikenakan bagi kedua orangtuanya
dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk
bumi. Keduanya berkata: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh
pakaian seperti ini?” Dikatakan: “Dengan (kesabaran)mu dalam
mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu” Kemudian diperintahkan
kepadanya, Bacalah (Al-Qur’an) dan naikilah tangga-tangga surga dan
masuklah ke kamar-kamarnya” Maka dia terus naik (derajatnya) selama
dia membacanya dengan cepat atau dengan cara tartil (perlahan-lahan)”
(HR. Ahmad)1
Dan juga dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu yang
marfu’ (sampai) kepada Nabi shalallahu alaihi wassalam
beliau bersabda,
“…. dan dikenakan kepada kedua
orangtuanya dua pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia
dan seisinya. Keduanya berkata, “Ya Rabb, Bagaimana kami bisa
mendapatkan balasan seperti ini !! dikatakan :”Dengan mendidik
Al-Qur’an kepada anak-anakmu” (HR. Ath-Thabrani).2
Wahai bunayya,.. betapa kami menginginkan pahala itu. Kami-pun
menyadari tidaklah mudah untuk mendapatkannya. Karena memang segala
sesuatu harus diraih dengan kerja keras yang gigih dan kesabaran yang
tak bertepi. Lelah dan letih kami akan di hargai-Nya karena Allah
Yang Maha Mulia telah berfirman:
“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya (39) dan bahwasanya usahanya itu kelak akan
di perlihatkan kepadanya (40) Kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna” (41). (An-Najm
:39-41).
Sungguh kami yakin wahai bunayya,… jika sekiranya para orangtua
mengetahui keutamaan dan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya karena
mengajarkan Al-Qur’an pada buah hati mereka, niscaya mereka akan
berlomba-lomba untuk mengajarkan anak-anaknya Al-Qur’an, membimbing
mereka untuk selalu membaca, menghayati maknanya dan mengamalkannya
dalam kehidupan yang fana ini.
Sumber bacaan :
- Tafsir Ibnu katsir jilid 9 , Pustaka Imam ASy-Syafi’i, Jakarta, 2008.
- Keagungan Al-Qur’an Al-karim, Syaikh Mahmud Al Dosari,
Maktabah Darus salam, Riyadh, 2006.
Murajaah oleh : Ustadz Eko Hariyanto Lc(Abu Ziyad)
- Hadits riwayat Ath-Thabrani
dalam kitab Al Ausath, 6/51, hadits no.5764. Syaikh Al-Bani
menyebutkan hadits ini dalam kitab Silsilah Hadits Shahih, 6/792,
hadits no.2829.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar